Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Bumi Kita Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Mari Peduli atau Hancur Esok Hari
Beberapa hari lalu saya melihat serial Hudson and Rex yang disiarkan di AXN, Serial yang menceritakan seorang detektif polisi bernama Hudson dan partnernya anjing gembala jerman bernama Rex. Dalam sebuah episode menceritakan terjadi pembunuhan salah seorang aktifis pecinta lingkungan. Digambarkan bahwa organisasi pecinta lingkungan ini termasuk yang paling keras, ekstrem dan menghalalkan segala cara dalam melakukan kampanye agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Bisa jadi mereka sudah muak karena tindakan persuasif yang tidak pernah di dengar oleh masyarakat ataupun pembuat kebijakan publik.
Lalu apakah harus dengan cara ekstrem? Pendapat saya, kebenaran yang dilakukan dengan cara tidak baik hanya akan menambah kerusakan dimuka bumi.
Menurut Ranie Untara, Momfluencer & Less Waste Living Enthusiast untuk menjaga agar bumi ini tetap lestari bisa dimulai dengan cara yang sederhana. Misal membawa kantong plastik saat berbelanja, atau juga bawa thumbler sendiri ketimbang beli air mineral botolan.
“Jika beli makanan take away saya usahakan bawa wadah dari rumah, jadi gak perlu dibungkus plastik lagi. Lebih mudah, sampai rumah tinggal taruh di meja makan” Ujar Ranie saat saya mendengarkan podcast Ramadan Vibes Season 2 di KBR Prime yang menyajikan konten berkualitas – berita terbaru, perbincangan terhangat, storytelling yang memikat. Apa pentingnya dengerin podcast di KBR Prime? karena pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.
Podcast kali ini ngebahas perubahan iklim yang ternyata bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Kita ambil gambaran ibu kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis. BMKG merilis data terbaru, bahwa tahun 2022 suhu di Jakarta naik 1 derajat, seharusnya ini terjadi di tahun 2030, maju 8 tahun dari waktu yang diperkirakan.
Ahhh Cuma 1 derajat, nggak kerasa kelleuuss.
Tunggu dulu bung, Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia pada kesempatan yang sama memaparkan, bahwa perubahan 1.5 derajat suhu bumi itu akan sangat berpengaruh pada ekosistem dan kelestarian lingkungan. Jangan dianggap enteng.
BMKG sudah merilis, sampai saat ini sudah ada lebih dari 100 bencana yang diakibatkan oleh faktor alam atau secara bahasa keilmuannya adalah Hidrometeorologi, fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meterologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Pasti kita sudah merasakan, siklus cuaca yang sudah berantakan. Panas terik siang hari, tiba-tiba hujan badai angin di sore hari. Tanda bumi kita sedang tidak baik-baik saja.
Masalah perubahan iklim tidak hanya permasalah para aktifis lingkungan hidup, tapi ini masalah bersama. Bahkan bagi para pemeluk agama yang taat. Saya yakin tiap agama mengajarkan untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap lestari.
Di muslim kami tidak hanya mengenal Hablum Minallah, Hablum Minannas tapi juga Hablum Minal’Alam. Baru denger ya? Saya juga.
Menurut pemaparan Agiel Laksmana Putra, Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah, setidaknya ada 40 hadis hijau, tentang keadilan dan keberlanjutan lingkungan. Hadis yang membahas mengenai Air, Bumi, Tanaman dan Hewan.
Lalu apakah harus dengan cara ekstrem? Pendapat saya, kebenaran yang dilakukan dengan cara tidak baik hanya akan menambah kerusakan dimuka bumi.
Menurut Ranie Untara, Momfluencer & Less Waste Living Enthusiast untuk menjaga agar bumi ini tetap lestari bisa dimulai dengan cara yang sederhana. Misal membawa kantong plastik saat berbelanja, atau juga bawa thumbler sendiri ketimbang beli air mineral botolan.
“Jika beli makanan take away saya usahakan bawa wadah dari rumah, jadi gak perlu dibungkus plastik lagi. Lebih mudah, sampai rumah tinggal taruh di meja makan” Ujar Ranie saat saya mendengarkan podcast Ramadan Vibes Season 2 di KBR Prime yang menyajikan konten berkualitas – berita terbaru, perbincangan terhangat, storytelling yang memikat. Apa pentingnya dengerin podcast di KBR Prime? karena pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.
Podcast kali ini ngebahas perubahan iklim yang ternyata bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Kita ambil gambaran ibu kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis. BMKG merilis data terbaru, bahwa tahun 2022 suhu di Jakarta naik 1 derajat, seharusnya ini terjadi di tahun 2030, maju 8 tahun dari waktu yang diperkirakan.
Ahhh Cuma 1 derajat, nggak kerasa kelleuuss.
Tunggu dulu bung, Rahma Shofiana, Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia pada kesempatan yang sama memaparkan, bahwa perubahan 1.5 derajat suhu bumi itu akan sangat berpengaruh pada ekosistem dan kelestarian lingkungan. Jangan dianggap enteng.
BMKG sudah merilis, sampai saat ini sudah ada lebih dari 100 bencana yang diakibatkan oleh faktor alam atau secara bahasa keilmuannya adalah Hidrometeorologi, fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meterologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Pasti kita sudah merasakan, siklus cuaca yang sudah berantakan. Panas terik siang hari, tiba-tiba hujan badai angin di sore hari. Tanda bumi kita sedang tidak baik-baik saja.
Masalah perubahan iklim tidak hanya permasalah para aktifis lingkungan hidup, tapi ini masalah bersama. Bahkan bagi para pemeluk agama yang taat. Saya yakin tiap agama mengajarkan untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap lestari.
Di muslim kami tidak hanya mengenal Hablum Minallah, Hablum Minannas tapi juga Hablum Minal’Alam. Baru denger ya? Saya juga.
Menurut pemaparan Agiel Laksmana Putra, Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah, setidaknya ada 40 hadis hijau, tentang keadilan dan keberlanjutan lingkungan. Hadis yang membahas mengenai Air, Bumi, Tanaman dan Hewan.
Jadi menjaga dunia ini agar tetap bisa ditempati dengan nyaman oleh anak-cucu-cicit kita dikemudian hari sudah diatur oleh Allah Subhanahu wata’ala dan dicontohkan oleh rasul dengan hidup sederhananya.
Mengutip sebuah artikel di republika.co.id “Manusia sebenarnya memiliki tugas penting sebagai penjaga lingkungan. Pakar tafsir dan ilmu qiraat Alquran KH Ah sin Sakho menyebutkan, sebagai seorang khalifah di muka bumi, manusia seharusnya bisa melindungi bumi beserta isinya”.
Bisa bayangin gak, sungai yang diciptakan Allah, cuma kita jadiin tempat sampah dan buang hajat. Betapa kecewanya sang pencipta kepada manusia.
Sampah emang jadi masalah serius yang gak pernah beres di Indonesia. Pemerintah seakan sudah habis akal, yang konsisten bergerak malah dari perorangan atau organisasi mandiri yang peduli lingkungan, karena bisa langsung menyentuh masyarakat tanpa batasan birokrasi.
Kalau bicara global kita sudah mengenal Greenpeace, di tahun 2020 di inisiasi oleh Greenpeace kawasan timur tengah, mereka membuat kampanye Ummah4Earth yang mengajak kita untuk menantang kebiasaan lama dan mengadopsi yang baru. Salah satunya dengan cara yang menyenangkan demi menyelamatkan bumi lewat permainan Truth or Dare di situs https://tord.ummah4earth.org/
Di dalam negeri juga tidak sedikit yang peduli mengenai pengelolaan sampah yang bijak seperti bank sampah. Kampanye laste waste dan masih banyak lainnya, walau perjuangan mereka masih panjang, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, maka bumi kita akan hancur esok hari.
Bahkan Muhammadiyah tahun 2015 sudah mengeluarkan buku Fiqh Air, sebuah pedomanan mengenai krisis air yang terjadi, bagaimana masjid atau musholla harus menggunakan air dengan bijak. Sampai konteks bahwa merusak atau mengganggu keseimbangan alam, hukumnya adalah haram, dan termasuk dosa besar layaknya membunuh atau merampok.
Mengutip sebuah artikel di republika.co.id “Manusia sebenarnya memiliki tugas penting sebagai penjaga lingkungan. Pakar tafsir dan ilmu qiraat Alquran KH Ah sin Sakho menyebutkan, sebagai seorang khalifah di muka bumi, manusia seharusnya bisa melindungi bumi beserta isinya”.
Bisa bayangin gak, sungai yang diciptakan Allah, cuma kita jadiin tempat sampah dan buang hajat. Betapa kecewanya sang pencipta kepada manusia.
Sampah emang jadi masalah serius yang gak pernah beres di Indonesia. Pemerintah seakan sudah habis akal, yang konsisten bergerak malah dari perorangan atau organisasi mandiri yang peduli lingkungan, karena bisa langsung menyentuh masyarakat tanpa batasan birokrasi.
Kalau bicara global kita sudah mengenal Greenpeace, di tahun 2020 di inisiasi oleh Greenpeace kawasan timur tengah, mereka membuat kampanye Ummah4Earth yang mengajak kita untuk menantang kebiasaan lama dan mengadopsi yang baru. Salah satunya dengan cara yang menyenangkan demi menyelamatkan bumi lewat permainan Truth or Dare di situs https://tord.ummah4earth.org/
Di dalam negeri juga tidak sedikit yang peduli mengenai pengelolaan sampah yang bijak seperti bank sampah. Kampanye laste waste dan masih banyak lainnya, walau perjuangan mereka masih panjang, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, maka bumi kita akan hancur esok hari.
Bahkan Muhammadiyah tahun 2015 sudah mengeluarkan buku Fiqh Air, sebuah pedomanan mengenai krisis air yang terjadi, bagaimana masjid atau musholla harus menggunakan air dengan bijak. Sampai konteks bahwa merusak atau mengganggu keseimbangan alam, hukumnya adalah haram, dan termasuk dosa besar layaknya membunuh atau merampok.
Kalo penasaran secara detil mengenai pembicaraan ini, bisa langsung akses di
Spotify
KBR Prime
Dan bisa disimak di Youtube Berita KBR
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sangat berasa kok perubahan iklim ini 😔. Cuaca yang semakin panas, trus tau2 hujan angin, bikin imun tubuh juga jadi menurun.
BalasHapusYg paling terlihat pas aku ke Jepang 2017, itu beberapa daerah kayak Takayama punya salju tebal selalunya tiap winter. Tapi 2019 aku kesana, Nil samasekali. Ga ada salju. Padahal itu dibulan yg sama. Penduduk lokalnya juga bilang, winter kali ini udh beda, warm winter, ga sedingin yg dulu. Sedih sih... Apalagi kalo ingat perubahan di kutub yg es semakin mencair. Efeknya pasti kemana2 juga 😔..
Bener sih mas, harus dari kita yg mulai sadar lingkungan dan alam. Walopun jujur aku pesimis, tapi menurutku, kalo diri sendiri ga mencoba, mau ngarepin siapa lagi ..