Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Batiqa Karawang Hotel Ramah Lingkungan di Indonesia
Batiqa Hotel Karawang di bawah Batiqa Hotel Management (BHM) Hospitality, mempunyai tanggung jawab untuk menghadirkan pengalaman yang menyenangkan bagi tamu dan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi sesudahnya yaitu dengan menjaga penuh komitmen kelestarian lingkungan, sehingga meciptakan hotel ramah lingkungan di Indonesia.
Menurut saya ada kalimat menarik di alinea pertama yaitu, "Bertanggung Jawab atas apa yang terjadi sesudahnya".
Ini kalimat yang sangat dalam, untuk sebuah korporat yang peduli terhadap lingkungan. Bahwa korporat tidak hanya mengeksploitasi, tapi juga memikirkan kelanjutannya agar bisa ramah lingkungan.
Pencemaran lingkungan di Indonesia sudah sangat memperhatinkan, Kesadaran untuk menjaga lingkungan dan menyadari bahwa lingkungan yang rusak juga akan mempengaruhi kualitas hidup manusia masih sangat kurang.
Contoh sederhana, di sekitaran rumah kita masih ada yang membuang sampah sembarangan. Entah dengan skalanya kecil dari bungkus permen sampai puntung rokok, sampai sampah yang berplastik-plastik.
Dan mereka tidak sadar kalau yang mereka lakukan itu bisa mengakibatkan banjir. Mungkin tidak di tempat mereka, tapi bagaimana di tempat lain? Dan mereka tidak peduli, mereka tidak paham, kalau mereka ramah terhadap lingkungan dan alam, maka akan ada give back baik untuk kita semua
Padahal dari bangku sekolah dasar sudah diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan. Saya masih ingat saat kami dibagi per kelompok dengan 8-10 orang siswa per-hari, untuk bergantian secara bergilir selama satu minggu untuk membersihkan kelas.
Kalau saya sih masih yakin kepedulian akan lingkungan saat usia muda di era digital harusnya lebih baik. Akses informasi yang mudah didapat, membuat mereka lebih tahu apa dampaknya jika tidak menjaga kelestarian alam dan mengabiakan aspek ramah lingkungan.
Bicara masalah sampah, khususnya sampah plastik di Indonesia memang rumit karena Indonesia berdasarkan data pada tahun 2018 merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.
Kurang lebih setiap tahun ada 3 juta ton sampah plastik Indonesia yang masuk lautan. Entah berawal dari sungai yang akhirnya bermuara ke pantai atau ulah wisatawan dan masyarakat yang langsung membuangnya ke laut.
Tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia yang masih kecil, tidak sampai 11% semakin memperumit permasalahan sampah plastik. Bayangkan 90% plastik hanya menjadi sampah yang membebani bumi dan mencemari lingkungan karena tidak di daur ulang.
Kesadaran bahwa plastik tidak ramah lingkungan masih kurang di masayarakat kita.
Di Bali pada 2017 ada deklarasikan mengenai Darurat Sampah. berawal dari wisatawan yang protes karena banyaknya sampah di sepanjang Kuta yang akhirnya ditanggapi sangat serius oleh pemerintah daerah.
Pemerintah setempat langsung mengerahkan 700 petugas kebersihan dengan 35 truk untuk membuang sampah, yang diperkirakan dalam sehari beratnya bisa mencapai 100 ton.
Kejadian yang masih kita ingat belakangan ini adalah, kematian Paus Sperma di Wakatobi. Di dalam tubuhnya di temukan 5.9kg sampah plastik. Miris, saat mengetahui ikan paus saat ini tidak hanya memakan Plankton, tumbuhan laut dan ikan-ikan kecil, tapi mereka juga (dipaksa) memakan plastik ulah manusia.
Sebagai besar dari kita masih kurang peduli dengan kelestarian lingkungan, karena dampaknya tidak langsung mengena secara personal.
Toh yang mati itu ikannya, yang tersiksa adalah hewan laut bukan saya, mungkin itu yang ada dipikiran mereka.
Padahal mereka tidak sadar, sampah plastik yang kita buang dengan sengaja atau tidak sengaja ke laut, berpengaruh juga bagi kekehidupan kita salah satunya melalui makanan.
Plastik yang mencemari laut, ternyata mempengaruhi ikan dan garam yang kita konsumsi.
Penelitian terpisah yang dilakukan oleh Universitas Makassar dan pusat oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan bahwa terdapat kandungan 10-20 partikel mikroplastik/kg, pada beberapa produk garam dan ini juga terdapat pada biota laut.
Kita tidak mungkin dong, ngecek garam dan ikan yang mau kita makan? yang bisa kita lakukan adalah menjaga lingkungan dengan tidak buang sampah sembarangan dan mengurangi sampah plastik.
Batiqa Hotel mencetuskan program One Earth Movement, sebuah gerakan untuk menguatkan komitmen perusahaan agar menjaga lingkungan.
Tidak hanya bergerak sendiri, Batiqa Hotel juga mengajak peran aktif tamu hotel untuk berpartisipasi.
Salah satunya adalah dengan menggalang donasi untuk konservasi lingkungan. Setiap tamu hotel yang menginap dengan cara walk-in di semua jaringan hotel Batiqa, maka secara langsung akan menyumbang Rp.10.000 untuk kelesteraian lingkungan.
Bahkan, kalau kita memesan hotel melalui web resmi Batiqa Hotel, kita juga otomatis menyumbang Rp.5.000.
Selain itu, Batiqa Hotel menjual souvenir sendal hotel yang di bungkus menggunakan ecoplas. Ini adalah kantong plastik yang terbuat dari singkong. Semua hasil penjualan souvenir sebesar Rp.15.000 itu juga akan di donasikan untuk kelestarian alam.
Pada Sabtu 17 Mei 2019 saya berkesempatan mengetahui lebih banyak mengenai program One Earth Movement di Batiqa Hotel Karawang.
Hadir sebagai narasumber Bapak Amir Michael Tjahaja (Vice President Director BHM Hospitality), Mr. Matthew Lim (Operational Director BHM Hospitality), Bapak Budi Santoso (Director of Development The Nature Conservancy) dan Annisa Malati selaku Travel Influencer yang pernah menjadi host acara petualang di stasiun TV swasta memberikannya pengalaman melihat berbagai kekayaan alam di Indonesia.
One Earth Movement selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs) di Indonesia untuk mendukung Konsumsi & Produksi yang Bertanggung Jawab. Dan ini terkait dengan nilai inti coorporate PT. Surya Semesta Internusa, Tbk, yaitu “Membangun Better Indonesia“.
Salah satu garis pantai yang masih terjaga keasriannya ada di Pulau Morotai. Pantai di Pulau ini tidak terlihat sampah yang berceceran. Selain memang disediakan tempat sampah yang cukup banyak di pesisir pantai, warga sekitar punya inisiatif yang sangat kuat untuk menjaga lingkungan mereka. Ini konsep ramah lingkungan yang bisa diterapkan ditempat wisata.
Mereka tidak langsung menyalahkan wisatawan terkait kebersihan lingkungan, lebih suka bergerak mandiri untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka.
Dengan begitu wisatawan atau tamu yang datang akan merasa sungkan jika mereka membuang sampah sembarangan atau tidak menjaga lingkungan sekitar pulau Morotai.
Masyarakat dan Wisatawan punya peranan sama-sama penting. Masyarakat daerah wisata harus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan mereka sendiri, karena di sanalah mereka hidup menetap sehari-hari.
Dan para wisatawan yang datang berlibur juga harus menghargai masyarakat sekitar. Jangan berfikiran karena kita hanya tinggal sementara, maka bebas membuang sampah atau menggangu ekosistem. Hal kecil (baik atau buruk) yang kita lakukan terhadap alam akan berdampak bagi semua mahluk.
Satu kata penutup dari Annisa Malati malam itu,
"Jika tidak bisa membantu memungut sampah yang ada di lokasi wisata, minimal kita tidak menambah jumlah sampah di lokasi tersebut"
Dengan kekayaan alam yang sangat besar yang kita punya, sudah semestinya kita menjaga alam.
Tidak hanya menikmati kekayaan alam ini tapi kita juga wajib menjaga dengan sepenuh hati.
batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia
Menurut saya ada kalimat menarik di alinea pertama yaitu, "Bertanggung Jawab atas apa yang terjadi sesudahnya".
Ini kalimat yang sangat dalam, untuk sebuah korporat yang peduli terhadap lingkungan. Bahwa korporat tidak hanya mengeksploitasi, tapi juga memikirkan kelanjutannya agar bisa ramah lingkungan.
Pencemaran lingkungan di Indonesia sudah sangat memperhatinkan, Kesadaran untuk menjaga lingkungan dan menyadari bahwa lingkungan yang rusak juga akan mempengaruhi kualitas hidup manusia masih sangat kurang.
Contoh sederhana, di sekitaran rumah kita masih ada yang membuang sampah sembarangan. Entah dengan skalanya kecil dari bungkus permen sampai puntung rokok, sampai sampah yang berplastik-plastik.
Dan mereka tidak sadar kalau yang mereka lakukan itu bisa mengakibatkan banjir. Mungkin tidak di tempat mereka, tapi bagaimana di tempat lain? Dan mereka tidak peduli, mereka tidak paham, kalau mereka ramah terhadap lingkungan dan alam, maka akan ada give back baik untuk kita semua
Padahal dari bangku sekolah dasar sudah diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan. Saya masih ingat saat kami dibagi per kelompok dengan 8-10 orang siswa per-hari, untuk bergantian secara bergilir selama satu minggu untuk membersihkan kelas.
Kalau saya sih masih yakin kepedulian akan lingkungan saat usia muda di era digital harusnya lebih baik. Akses informasi yang mudah didapat, membuat mereka lebih tahu apa dampaknya jika tidak menjaga kelestarian alam dan mengabiakan aspek ramah lingkungan.
Bicara masalah sampah, khususnya sampah plastik di Indonesia memang rumit karena Indonesia berdasarkan data pada tahun 2018 merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina.
Kurang lebih setiap tahun ada 3 juta ton sampah plastik Indonesia yang masuk lautan. Entah berawal dari sungai yang akhirnya bermuara ke pantai atau ulah wisatawan dan masyarakat yang langsung membuangnya ke laut.
Tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia yang masih kecil, tidak sampai 11% semakin memperumit permasalahan sampah plastik. Bayangkan 90% plastik hanya menjadi sampah yang membebani bumi dan mencemari lingkungan karena tidak di daur ulang.
Kesadaran bahwa plastik tidak ramah lingkungan masih kurang di masayarakat kita.
Di Bali pada 2017 ada deklarasikan mengenai Darurat Sampah. berawal dari wisatawan yang protes karena banyaknya sampah di sepanjang Kuta yang akhirnya ditanggapi sangat serius oleh pemerintah daerah.
Pemerintah setempat langsung mengerahkan 700 petugas kebersihan dengan 35 truk untuk membuang sampah, yang diperkirakan dalam sehari beratnya bisa mencapai 100 ton.
Kejadian yang masih kita ingat belakangan ini adalah, kematian Paus Sperma di Wakatobi. Di dalam tubuhnya di temukan 5.9kg sampah plastik. Miris, saat mengetahui ikan paus saat ini tidak hanya memakan Plankton, tumbuhan laut dan ikan-ikan kecil, tapi mereka juga (dipaksa) memakan plastik ulah manusia.
Sebagai besar dari kita masih kurang peduli dengan kelestarian lingkungan, karena dampaknya tidak langsung mengena secara personal.
Toh yang mati itu ikannya, yang tersiksa adalah hewan laut bukan saya, mungkin itu yang ada dipikiran mereka.
Padahal mereka tidak sadar, sampah plastik yang kita buang dengan sengaja atau tidak sengaja ke laut, berpengaruh juga bagi kekehidupan kita salah satunya melalui makanan.
Plastik yang mencemari laut, ternyata mempengaruhi ikan dan garam yang kita konsumsi.
Penelitian terpisah yang dilakukan oleh Universitas Makassar dan pusat oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan bahwa terdapat kandungan 10-20 partikel mikroplastik/kg, pada beberapa produk garam dan ini juga terdapat pada biota laut.
Kita tidak mungkin dong, ngecek garam dan ikan yang mau kita makan? yang bisa kita lakukan adalah menjaga lingkungan dengan tidak buang sampah sembarangan dan mengurangi sampah plastik.
Batiqa Karawang Hotel Ramah Lingkungan
Melihat fenomena dan keresahan akan sektor lingkungan hidup seperti ini, Batiqa Hotel yang tergabung gabung dalam Batiqa Hotel Management (BHM) di bawah group PT. Surya Semesta Internusa, Tbk. Membuat sebuah gerakan ramah lingkungan untuk menjaga agar alam kita tetap asri.Batiqa Hotel mencetuskan program One Earth Movement, sebuah gerakan untuk menguatkan komitmen perusahaan agar menjaga lingkungan.
Tidak hanya bergerak sendiri, Batiqa Hotel juga mengajak peran aktif tamu hotel untuk berpartisipasi.
Salah satunya adalah dengan menggalang donasi untuk konservasi lingkungan. Setiap tamu hotel yang menginap dengan cara walk-in di semua jaringan hotel Batiqa, maka secara langsung akan menyumbang Rp.10.000 untuk kelesteraian lingkungan.
Bahkan, kalau kita memesan hotel melalui web resmi Batiqa Hotel, kita juga otomatis menyumbang Rp.5.000.
Selain itu, Batiqa Hotel menjual souvenir sendal hotel yang di bungkus menggunakan ecoplas. Ini adalah kantong plastik yang terbuat dari singkong. Semua hasil penjualan souvenir sebesar Rp.15.000 itu juga akan di donasikan untuk kelestarian alam.
Pada Sabtu 17 Mei 2019 saya berkesempatan mengetahui lebih banyak mengenai program One Earth Movement di Batiqa Hotel Karawang.
Hadir sebagai narasumber Bapak Amir Michael Tjahaja (Vice President Director BHM Hospitality), Mr. Matthew Lim (Operational Director BHM Hospitality), Bapak Budi Santoso (Director of Development The Nature Conservancy) dan Annisa Malati selaku Travel Influencer yang pernah menjadi host acara petualang di stasiun TV swasta memberikannya pengalaman melihat berbagai kekayaan alam di Indonesia.
One Earth Movement selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs) di Indonesia untuk mendukung Konsumsi & Produksi yang Bertanggung Jawab. Dan ini terkait dengan nilai inti coorporate PT. Surya Semesta Internusa, Tbk, yaitu “Membangun Better Indonesia“.
Komitmen perusahaan mengenai ramah lingkungan makin terlihat jelas, saat kami di ajak untuk melihat pusat pengolahan limbah organik di kawasan industri yang di kembangkan oleh PT.Surya Semesta Internusa Tbk. Pengolahan limbah terpadu ini meng-cover seluruh area kawasan indutri termasuk limbah domestik dari Batiqa Hotel Karawang.
Sebelum dibuang ke sungai Cisadane, limbah dari pabrik dan hotel diolah terlebih dahulu di pusat pengolahan limbah ini. Terutama untuk limbah domestik dari Batiqa Hotel.
Sementara untuk limbah pabrik, sebelum diolah kembali di pengolahan limbah organic lalu kemudian di salurkan ke sungai Cisadane, mereka sudah mengolahnya terlebih dahulu di pengelohan limbah pabrik yang terdapat di perusahaan masing-masing.
Pengolahan limbah secara organik ini memanfaatkan bermacam-macam tumbuhan yang bisa mengurai partikel-partikel yang bisa merusak lingkungan. Di pengolahan limbah organik ini kita tidak merasakan bau menyengat yang menusuk hidung, malah mata kita dimanjakan oleh hijaunya daun dan indahnya warna bunga.
Teknologi pengurai limbah organik di adopsi dari Hungaria dan cukup menelan biaya yang banyak, kurang lebih 10 Milyar. Tapi itu konsekuensi yang diambil oleh manajemen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kelestarian sungai di sekitar kawasan Industri mereka.
Beberapa dari kami berkelakar, "Bisa jadi air hasil pengolahan limbah ini lebih baik kualitasnya, ketimbang air aliran sungai Cisadane itu sendiri". Bisa jadi.
Terkait program One Earth Movement dari Batiqa Hotel, semua donasi yang terkumpul akan dikelola langsung Yayasan Konservasi Alam Nusantara.
Salah satunya untuk menjaga kelestarian alam di jajaran Pulau Derawan. Di sana masih terdapat spesies penyu laut yang sudah sangat langka. Dan di pulau kakaban yang di tengahnya terdapat danau air payau yang dihuni ubur-ubur tidak menyengat.
Ada informasi menarik yang saya dapat dari Travel Influincer Annisa Malati di acara talkshow bertemakan "Pariwisata Yang Memperhatikan Lingkungan" di Hotel Batiqa Karawang saat itu.
Bahwa sudah sangat jarang dia menemui pantai di Indonesia yang bersih dari sampah plastik.
Sebelum dibuang ke sungai Cisadane, limbah dari pabrik dan hotel diolah terlebih dahulu di pusat pengolahan limbah ini. Terutama untuk limbah domestik dari Batiqa Hotel.
Sementara untuk limbah pabrik, sebelum diolah kembali di pengolahan limbah organic lalu kemudian di salurkan ke sungai Cisadane, mereka sudah mengolahnya terlebih dahulu di pengelohan limbah pabrik yang terdapat di perusahaan masing-masing.
Pengolahan limbah secara organik ini memanfaatkan bermacam-macam tumbuhan yang bisa mengurai partikel-partikel yang bisa merusak lingkungan. Di pengolahan limbah organik ini kita tidak merasakan bau menyengat yang menusuk hidung, malah mata kita dimanjakan oleh hijaunya daun dan indahnya warna bunga.
Teknologi pengurai limbah organik di adopsi dari Hungaria dan cukup menelan biaya yang banyak, kurang lebih 10 Milyar. Tapi itu konsekuensi yang diambil oleh manajemen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kelestarian sungai di sekitar kawasan Industri mereka.
Maket pengolahan limbah organik yang di kelola oleh PT. Surya Semesta Internusa, Tbk. |
Terkait program One Earth Movement dari Batiqa Hotel, semua donasi yang terkumpul akan dikelola langsung Yayasan Konservasi Alam Nusantara.
Salah satunya untuk menjaga kelestarian alam di jajaran Pulau Derawan. Di sana masih terdapat spesies penyu laut yang sudah sangat langka. Dan di pulau kakaban yang di tengahnya terdapat danau air payau yang dihuni ubur-ubur tidak menyengat.
Bahwa sudah sangat jarang dia menemui pantai di Indonesia yang bersih dari sampah plastik.
Salah satu garis pantai yang masih terjaga keasriannya ada di Pulau Morotai. Pantai di Pulau ini tidak terlihat sampah yang berceceran. Selain memang disediakan tempat sampah yang cukup banyak di pesisir pantai, warga sekitar punya inisiatif yang sangat kuat untuk menjaga lingkungan mereka. Ini konsep ramah lingkungan yang bisa diterapkan ditempat wisata.
Mereka tidak langsung menyalahkan wisatawan terkait kebersihan lingkungan, lebih suka bergerak mandiri untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka.
Dengan begitu wisatawan atau tamu yang datang akan merasa sungkan jika mereka membuang sampah sembarangan atau tidak menjaga lingkungan sekitar pulau Morotai.
Masyarakat dan Wisatawan punya peranan sama-sama penting. Masyarakat daerah wisata harus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan mereka sendiri, karena di sanalah mereka hidup menetap sehari-hari.
Dan para wisatawan yang datang berlibur juga harus menghargai masyarakat sekitar. Jangan berfikiran karena kita hanya tinggal sementara, maka bebas membuang sampah atau menggangu ekosistem. Hal kecil (baik atau buruk) yang kita lakukan terhadap alam akan berdampak bagi semua mahluk.
Satu kata penutup dari Annisa Malati malam itu,
"Jika tidak bisa membantu memungut sampah yang ada di lokasi wisata, minimal kita tidak menambah jumlah sampah di lokasi tersebut"
Dengan kekayaan alam yang sangat besar yang kita punya, sudah semestinya kita menjaga alam.
Tidak hanya menikmati kekayaan alam ini tapi kita juga wajib menjaga dengan sepenuh hati.
batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia, batiqa karawang hotel ramah lingkungan di indonesia
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Batiqa memiliki nilai tambah yang menurutku menarik bangett, sambil menginap, hati tenang karena langsung berdonasi!
BalasHapusYooiiii....bang,nggak cuma nginep tp ikut donasi juga.
HapusKonsepnya keren sekali ya, Mas, hotelnya. Patut dicontoh oleh hotel lainnya. Ini penting untuk kelestarian lingkungan kedepannya.
BalasHapusMungkin ini Hotel pertama yang kutahu memiliki Gerakan yang keren untuk konservasi alam di setiap hasil transaksinya. Keren
BalasHapus