Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Familia Urban, Hunian Hijau Di Kota Bekasi
Jakarta merupakan kota yang menjadi pusat bisnis dan pemerintahan. Semua terpusat di Jakarta, sampai-sampai kota metropolitan ini hampir tidak mampu menahan beban yang makin hari, semakin berat.
Sudah tidak ada lahan kosong yang tersisa di Jakarta, semua padat dan terkesan semrawut. Bangunan baru yang hadir lebih banyak adalah perkantoran dan Mall.
Lalu bagaimana dengan pemukiman di Jakarta..?.
Masih ada pemukiman di jakarta, tapi makin kesini jumlahnya semakin sedikit, apalagi hunian kelas menengah. Hanya pemukiman kelas menengah keatas yang mampu bertahan.
Dengan terbatasnya lahan di Jakarta, pembangunan apartment semakin menjamur dan menjadi pilihan kaum urban.
Lalu adakah lokasi baru dijakarta yang mengembangkan rumah tapak atau landed house?.
Hal yang mustahil kalau kita mencari di Jakarta.
Beban itu kini ada di pundak kota satelit yang mengelilingi ibukota. Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi. Dan tidak dipungkiri daerah inipun semakin padat.
Seberapa pentingkah rumah tapak bagi kita?. Untuk yang belum berkeluarga dan dengan alasan jarak tempuh, apartment menjadi pilihan yang mungkin masuk akal.
Tapi bagi yang sudah berkeluarga, saya yakin mereka mendambakan sebuah rumah tapak. Karena rumah tapak bisa memberikan nilai lebih baik dari segi rohani maupun materi.
Kota Bekasi menjadi lokasi yang paling progresif dalam pengembangan kawasan hunian.
Sudah dari 20 tahun lalu di kota Bekasi terus bermunculan perumahan baru yang bisa menjadi pilihan bagi para kaum urban.
Salah satunya perumahan Familia Urban di Kota Bekasi, tepatnya di daerah Mustika Jaya, Bekasi Timur.
Berjarak kurang lebih 6 kilometer dari pintu tol timur, dalam kondisi lalulintas lengang hanya butuh waktu 10 menit untuk mencapai kantor pemasaran Familia Urban.
Familia Urban dengan total lahan 176 hektar di design untuk menjadi sebuah perumahan dengan konsep kota mandiri.
Kota mandiri yang dimaksud adalah, perumahan yang dapat memenuhi hampir semua kebutuhan warganya tanpa harus keluar jauh-jauh.
Selain itu, konsep yang ditekankan oleh Familia Urban adalah rumah hijau untuk keluarga. Saya cukup terkesan dengan rumah type 45/90 (45meter persegi luas bangunan, 90 meter persegi total luas tanah), bayangin hampir setengah dari lahannya disediakan untuk ruang terbuka hijau.
Dan beberapa type rumah di Familia Urban pun mempunyai lahan terbuka yang sangat luas, mulai dari type 36/72, type 40/72 dan 60/120.
Familia Urban ingin membangun sebuah rumah yang tidak hanya menjadi tempat berteduh semata tetapi bisa menjadi rumah yang sesungguhnya. Perumahan dengan halaman yang luas, dimana penghuninya bisa menyatu dengan alam dan dapat bersosialisasi dengan baik sesama penghuni.
Untuk memujudkan konsep perumahan yang dekat dengan alam, Familia Urban seperti yang di sampaikan oleh bpk. Chrishandono Heswadhi selaku Manager Realty Familia Urban, pihaknya sudah menanam 1000 pohon trimbesi dan di sebar secara bertahap di area perumahan.
Pemilihan pohon trembesi bukan tanpa alasan, akar pohon yang kuat dan kemampuan menyerap dan menyimpan air tanahnya juga bagus. Selain itu, ketiks pohon trembesi setelah berumur 10-20 tahun dahan dan daunnya akan melebar.
Jadi kalau ada pohon trembesi di kiri dan kanan jalan, lambat laut daun dan dahan akan menyatu sehingga akan terbentuk, seakan-akan seperti sebuah terowong dari dahan dan daun pohon.
Yang menarik dari perumahan dengan kisaran harga 360juta sampai dengan 850juta ini adalah 50 persen dari 176 hektar diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau.
Selain itu sistem kabelnya sudah menggunakan sistem kabel bawah tanah, sehingga kita tidak akan melihat tiang listrik dengan kabel yang semrawut.
Jadi kalau memang mencari perumahan yang tidak sekedar tempat berteduh, Familia Urban bisa jadi pilihan.
PT. Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) selaku pengembang merupakan anak perusahaan PT.Timah (persero) Tbk, dan kawasan Familia Urban sendiri tanah atau lahannyasudah di miliki oleh PT.Timah persero dari 20 tahun lalu.
Sudah tidak ada lahan kosong yang tersisa di Jakarta, semua padat dan terkesan semrawut. Bangunan baru yang hadir lebih banyak adalah perkantoran dan Mall.
Lalu bagaimana dengan pemukiman di Jakarta..?.
Masih ada pemukiman di jakarta, tapi makin kesini jumlahnya semakin sedikit, apalagi hunian kelas menengah. Hanya pemukiman kelas menengah keatas yang mampu bertahan.
Dengan terbatasnya lahan di Jakarta, pembangunan apartment semakin menjamur dan menjadi pilihan kaum urban.
Lalu adakah lokasi baru dijakarta yang mengembangkan rumah tapak atau landed house?.
Hal yang mustahil kalau kita mencari di Jakarta.
Beban itu kini ada di pundak kota satelit yang mengelilingi ibukota. Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi. Dan tidak dipungkiri daerah inipun semakin padat.
Seberapa pentingkah rumah tapak bagi kita?. Untuk yang belum berkeluarga dan dengan alasan jarak tempuh, apartment menjadi pilihan yang mungkin masuk akal.
Tapi bagi yang sudah berkeluarga, saya yakin mereka mendambakan sebuah rumah tapak. Karena rumah tapak bisa memberikan nilai lebih baik dari segi rohani maupun materi.
Kota Bekasi menjadi lokasi yang paling progresif dalam pengembangan kawasan hunian.
Sudah dari 20 tahun lalu di kota Bekasi terus bermunculan perumahan baru yang bisa menjadi pilihan bagi para kaum urban.
Salah satunya perumahan Familia Urban di Kota Bekasi, tepatnya di daerah Mustika Jaya, Bekasi Timur.
Berjarak kurang lebih 6 kilometer dari pintu tol timur, dalam kondisi lalulintas lengang hanya butuh waktu 10 menit untuk mencapai kantor pemasaran Familia Urban.
Familia Urban dengan total lahan 176 hektar di design untuk menjadi sebuah perumahan dengan konsep kota mandiri.
Kota mandiri yang dimaksud adalah, perumahan yang dapat memenuhi hampir semua kebutuhan warganya tanpa harus keluar jauh-jauh.
Selain itu, konsep yang ditekankan oleh Familia Urban adalah rumah hijau untuk keluarga. Saya cukup terkesan dengan rumah type 45/90 (45meter persegi luas bangunan, 90 meter persegi total luas tanah), bayangin hampir setengah dari lahannya disediakan untuk ruang terbuka hijau.
Dan beberapa type rumah di Familia Urban pun mempunyai lahan terbuka yang sangat luas, mulai dari type 36/72, type 40/72 dan 60/120.
Familia Urban ingin membangun sebuah rumah yang tidak hanya menjadi tempat berteduh semata tetapi bisa menjadi rumah yang sesungguhnya. Perumahan dengan halaman yang luas, dimana penghuninya bisa menyatu dengan alam dan dapat bersosialisasi dengan baik sesama penghuni.
Untuk memujudkan konsep perumahan yang dekat dengan alam, Familia Urban seperti yang di sampaikan oleh bpk. Chrishandono Heswadhi selaku Manager Realty Familia Urban, pihaknya sudah menanam 1000 pohon trimbesi dan di sebar secara bertahap di area perumahan.
Pemilihan pohon trembesi bukan tanpa alasan, akar pohon yang kuat dan kemampuan menyerap dan menyimpan air tanahnya juga bagus. Selain itu, ketiks pohon trembesi setelah berumur 10-20 tahun dahan dan daunnya akan melebar.
Jadi kalau ada pohon trembesi di kiri dan kanan jalan, lambat laut daun dan dahan akan menyatu sehingga akan terbentuk, seakan-akan seperti sebuah terowong dari dahan dan daun pohon.
Yang menarik dari perumahan dengan kisaran harga 360juta sampai dengan 850juta ini adalah 50 persen dari 176 hektar diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau.
Selain itu sistem kabelnya sudah menggunakan sistem kabel bawah tanah, sehingga kita tidak akan melihat tiang listrik dengan kabel yang semrawut.
Jadi kalau memang mencari perumahan yang tidak sekedar tempat berteduh, Familia Urban bisa jadi pilihan.
PT. Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) selaku pengembang merupakan anak perusahaan PT.Timah (persero) Tbk, dan kawasan Familia Urban sendiri tanah atau lahannyasudah di miliki oleh PT.Timah persero dari 20 tahun lalu.
Ini yang menjadi faktor utama kenapa harga rumah di Familia Urban sangat bersaing.
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Memang seharusnya pemerinta memperbanyak tempat seperti ini...
BalasHapus