Artikel Populer Bulan Ini
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Belajar Mengenal Ular di Kawasan JaBoDeTaBek
Ada yang takut sama hewan melata sejenis Ular…? Kalau ada
berarti kita punya problem yang sama. Kalau saya antara takut dan geli, tekstur
ular yang bersisik dan tidak bertulang agak sedikit aneh saat saya coba memegang
ular.
Dengan adanya buku ini, diharapakan konflik manusia dan ular bisa di tanggapi dengan bijak |
Sebenarnya kita tidak perlu takut terhadap ular. Justru ular yang takut dan akan
menghindar jika bertemu manusia, karena belum pernah ada dalam sejarah ular
mengejar-ngejar manusia seperti saat kita di kejar oleh anjing. Ular mengejar manusia itu hanya ada di dalam film.
Ular hanya akan menyerang kita jika dia merasa terancam dan
tidak dapat menghindar. Ini yang harus kita ingat, kadang serangan ular terjadi ketika kita tidak sengaja
mendekat sehingga menggangu keberadaan mereka.
Lalu kenapa bisa terjadi konflik antara manusia dengan ular,
seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah. Ini dikarenakan ekosistem atau
tempat tinggal ular yang sudah berubah fungsi menjadi ladang, pemukiman dan
sebagainya.
Setidaknya itu yang di paparkan di buku “Mengenal Ular Jabodetabek”.
Lalu siapa yang mau kenal sama ular..? Sejujurnya saya tidak mau, tapi harus karena ini pengetahuan yang belum banyak orang tahu sehingga masih banyak persepsi tentang ular.
Lalu siapa yang mau kenal sama ular..? Sejujurnya saya tidak mau, tapi harus karena ini pengetahuan yang belum banyak orang tahu sehingga masih banyak persepsi tentang ular.
Sebelum saya bahas
bukunya lebih jauh, saya mau cerita tentang penulisnya, Nathan Rusli. Saya
kenal dia sudah sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu, wooww lama juga ya.
Pertama kali bertemu saat saya mengajar ekstrakulikuler di sebuah sekolah swasta dan Nate, begitu saya biasa memanggilnya punya kepribadian yang unik atau bisa dibilang nyentrik.
Pertama kali bertemu saat saya mengajar ekstrakulikuler di sebuah sekolah swasta dan Nate, begitu saya biasa memanggilnya punya kepribadian yang unik atau bisa dibilang nyentrik.
Bagaimana tidak, waktu masih di jenjang SMP Nate sudah
sering membawa ular. Yesss ular beneran, bukan ular karet.
Dan Pernah satu waktu dia masuk ke kelas lalu bilang ke saya, “Kak, Saya bawa ular" sambil tersenyum dan memperlihatkan karung berwarna putih .
"Ular apa..?"
"Ular Kobra kak,.."
Dan Pernah satu waktu dia masuk ke kelas lalu bilang ke saya, “Kak, Saya bawa ular" sambil tersenyum dan memperlihatkan karung berwarna putih .
"Ular apa..?"
"Ular Kobra kak,.."
“Wooowww,…Nate hati-hati loh ya”. Ujar saya sambil menjaga
jarak, siapa yang nggak khawatir ada anak SMP bawa ular kobra di dalam tas
sekolahnya.
Ajaibnya dilarang sekeras apapun, tidak akan menyurutkan kecintaan Nate pada hewan reptil ini. Pihak sekolah pu kesulitan memperingati Nate karena dia sering membawa berbagai jenis ular ke sekolah, mulai ular berbisa ringan sampai ular berbisa tinggi seperti kobra.
Ajaibnya dilarang sekeras apapun, tidak akan menyurutkan kecintaan Nate pada hewan reptil ini. Pihak sekolah pu kesulitan memperingati Nate karena dia sering membawa berbagai jenis ular ke sekolah, mulai ular berbisa ringan sampai ular berbisa tinggi seperti kobra.
Yang saya lakukan adalah meminta Nate untuk tidak membawa
ular yang berbisa tinggi karena bisa membahayakan untuk orang di sekitarnya,
walau tetap saja jiwa remaja Nate kadang tidak bisa di bendung.
Tapi saya kagum dengan konsistensi Nate, secara tidak
langsung saya mengikuti perkembangan dalam membuat bukunya tentang ular. Setiap
ada kesempatan bertemu Nate selalu semangat kalau di tanya mengenai buku dan
ular, dan akhirnyanya di tahun 2016 buku Nate tentang edukasi ular berhasil di
terbitkan.
Buku ini diharapkan bisa menjadi penambah pengetahuan
masyarakat tentang ular, yang selama ini tidak semuanya benar.
Dengan begitu masyarakat bisa mengidentifikasi jenis ular saat di temui atau jika terjadi kontak, karena jika ada kejadian serangan oleh ular akan memudahkan tim medis dalam mengambil tindakan.
Dengan begitu masyarakat bisa mengidentifikasi jenis ular saat di temui atau jika terjadi kontak, karena jika ada kejadian serangan oleh ular akan memudahkan tim medis dalam mengambil tindakan.
Sanca batik tidak berbisa, ular terpanjang di dunia ini sering di temui di area Jabodetabek. melumpuhkan mangsanya dengan melilit hingga mangsanya kehabisan nafas. (hal.95) |
Di buku ini dibahas setidaknya 40 jenis ular tidak berbisa
atau berbisa rendah dan 8 ular berbisa tinggi yang semuanya bisa di temui di
wilayah Jabodetabek. Informasi mengenai ular-ular tersebut di bahas secara
detil mulai dari corak warna, ukuran, nama latin, di mana biasa ditemukan
sampai apa yang biasa di mangsa oleh ular tersebut.
Tidak hanya sekedar tulisan, tapi buku ini pun dipenuhi oleh
foto-foto ular yang menarik. Jadi sambil membaca kita bisa melihat jelas visual
ular yang sedang di bahas.
Selain menjabarkan secara detil jenis-jenis spesies ular yang ada di Jabodetabek, di buku ini juga berisi
bagaimana harus bertindak bila bertemu ular. Lalu apa yang harus kita lakukan saat ada yang
tergigit oleh ular, sampai informasi bagaimana jika kita ingin memelihara atau
sekedar memotret ular yang aman.
Jujur saja kita bisa belajar banyak mengenai ular dari buku
ini, sehingga kita tidak lantas membunuh ular saat kita bertemu, karena ular
juga memegang peranan penting dari sistem ekosistem dunia. Sebuah buku karya
anak muda Indonesia yang tahun ini pun belum lulus dari SMU bisa menjadi
referensi entah itu kalangan umum, pengajar maupun peneliti.
Nate kini sedang menimba ilmu di UK, mengejar cita-cita dia
untuk menjadi ahli herpetology. Namun begitu kecintaan Nate terhadap Indonesia sangat besar,
sebelum keberangkatannya ke UK dia berjanji akan kembali untuk mengexplore
kekayaan ragam hayati dan hewani di bumi ibu pertiwi.
Sedikit catatan saya mengenai buku yang di tulis dalam dua
bahasa ini. Harganya masih terlalu mahal jika sasaran buku ini untuk
mengedukasi masyarakat luas, kalau saja harganya bisa lebih terjangkau maka
akan banyak yang bisa terbantu dari buku ini.
Seharusnya buku ini tidak di cetak dengan hardcover yang
justru menambah biaya produksi. Saya tahu jiwa sosial Nate sangat tinggi, dan
mahalnya buku ini bukan karena ingin untung lebih banyak, tapi lebih ke biaya
produksi yang juga cukup tinggi.
Maju terus Nate,
terima kasih sudah mau berbagi keilmuannya dalam bentuk sebuah buku yang luar
biasa ini.
Komentar
Paling Banyak di Baca
Tips Jakarta-Bali Lewat Tol Trans Jawa Menggunakan Mobil Pribadi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Review ASUS VivoBook X441U, Laptop Dengan Suara Menggelegar
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kebetulan sekali di belakang rumah saya ada kebun dan ularnya sering mampir kerumah. Terimakasih membaca ini menambah pengetahuan saya jika sewaktu-waktu ular itu datang lagi.
BalasHapusMbak ria handayani rumahnya dimana kah? Sebenarnya ada relawan yang bisa bantu kalau misalnya ada ular yg ada di lingkungan kita.
HapusNanti kalau saya coba cari call center relawannya ya..
Ular itu hewan yang lucu. Dari dulu sy pengen pelihara tp gk boleh sm org rumah.
BalasHapusEehhhhh, lucu ya...?kayanya mbak harus ketemu sama Nate. Hahahahhaha.
HapusWaduh bang Satto, aku skip gambarnya takut mulas. Hiih serem
BalasHapusWow, Ular, agak gimana juga aku pas pernah pertama kali pegang. Pernah juga melongo dan nggak berani lewat waktu ada ular keluar semak dan jalan di dekat sekolah waktu dulu. Buku seperti ini bagus untuk informasi dan setidaknya supaya tidak takut ular.
BalasHapusDulu di rumahku pernah kemasukan ular. Ga tau sih ular apa, tapi sejak itu jadi geli banget sama ular, huhu.
BalasHapusPernah hampir nginjak kobra, dan ular warna warni yang konon berbisa mematikan. Syukurnya sejauh ini kakiku yang berkali² hampir nginjak ular selalu bs refleks narik lagi hingga tak sampai nginjak. Kejadian plg mendebarkan saat kobra masuk dlm kantor, berada persis di depan pintu dan ia kesulitan bergerak krn licin
BalasHapusWaah...jadi inget pelajaran yang namanya ilmu perilaku hewan, salah satunya ya mempelajari ular. Banyak banget jenis ular ini.
BalasHapusaaaaaay atuuuut uleeeeer ... inget bangwt waktu bokap nangkep uler di halamam rumah, terus dia malah bawa uler itu ke kamar nyokap. nyokap yg baru aja buka pintu kamar langsung ngejerit dan ga mau keluar kamar tiga jam-an. Tromaaaaaa :)
BalasHapuskapan ya aku bisa motret sekeren itu
BalasHapusKalau liat ular sama ulet bulu bawaanya udah merinding aja Amel mah hahahaaaa *takuttttttt.
BalasHapusaduhhhh saya paling takut sama ular.. jauh jauh deh...
BalasHapusHiiiiiii aku geliiiiii ngebacanyaaa. Apalagi di suruh pegang, gak bakalan mau. Pegang belut atau lele mati aja aka geli setengah mati. Hii
BalasHapusWah, masih jarang buku yg membahas ular, bukunya masih mahal mgkn krn masih dianggap langka buku yg membahas ttg ular, atau bisa juga karena penelitian ttg ular ini membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yg ga sedikit.
BalasHapusHah! Bawa ular kesekolah..untung saya bukan teman sekelasnya Nate, pasti kabur sekalipun di bilang udah jinak..
BalasHapusAku ngeri lihat ular. Pernah waktu kecil, kan suka main ke sawah, saya kira dapet belut, ternyata ular. Dari situ kapok dan kalo liat ular, pasti lari.
BalasHapuswahhh, jadi ingat bbrp waktu ada teman yg mrk sampai komplain krn diperumahan itu byk ular, sptnya buku ini bisa diberi deh ke dia
BalasHapusHaha, jd inget dulu temen kos ada yg bawa uler kecil ke kamarnya utk dipelihara. Trus suatu hari ulernya lepas @.@
BalasHapusDulu, pas SD, ada pohon bambu kuning di dekat sekolah yang jadi 'kandang' ular sanca dan ular sendok. Sampe bukan hal yang aneh kalau lihat ular terbang huhuhu. Tapi jadi bikin parno lho, sampe sekarang kalau ngelewatin parit atau pohon bambu langsung panik takut ada ularnya :(
BalasHapus